HIKMATUL QUR'AN

HIKMATUL QUR'AN
KEPEDULIAN BERSAMA HQ

Selasa, 15 Juli 2014

NUZULUL QUR'AN



بسم الله الرحمن الرحيم

 LAILATUL MUBAROKAH

SOHABAT ABU ADDZARIIN AL GHIFFARI R.A BERTANYA
يا رسول الله ؟ ....كَمْ اَنْزَلَ اللهُ مِنَ كِتَبٍ ؟ قَالَ رسول : مِائَةُ كِتَابٍ وَاَرْبَعَةُ كُتُبٍ
Ya rosulalloh ? Berapakah aloh swt dalam menurunkan kitab?
Rosul menjawab :ada seratus kitab dan empat kitab

Di terangkan oleh Sohabat amamah al bahili
اَنَّ رَجُلاً قَالَ, يا رسول الله ؟ كَمِ اْلاَنْبِياَءِ؟ قَالَ رسول : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةُ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا
Sesungguhnya ada seorang laki laki bertanya kepada rosul, Ya rosulalloh ? ada berapakah jumlah nabi? Rosul menjawab : ada 124.000 nabi
Hadits ini banyak sekali di riwayatkan oleh ahli hadits,diantaranya oleh :
·         Imam Abi Khatim
·         Imam Ibnu Khiban
·         Imam Thobroni
·         Imam Hakim
·         Imam Baihaqi

Di nukil dari kitab tafsir durul mansyur jilid 1, halaman 51

Dari 124.000 nabi tersebut,ada 7 nabi yang di pilih oleh alloh swt untuk menerima kitab suci,yaitu:
1.    Nabiyulloh Sis As di turuni 50 kitab
2.    Nabiyulloh Idris As di turuni 30 kitab
3.    Nabiyulloh Ibrohim As di turuni 10 kitab
4.    Nabiyulloh Musa As di turuni 10 suhuf dan 1 kitab Taurot
5.    Nabiyulloh Dawud As di turuni 1 kitab Zabur
6.    Nabiyulloh ‘Isa As di turuni 1 kitab Injil
7.    Nabi Agung Muhammad SAW di turuni 1 kitab Al Qur’an

Nabi Adam As wafat pada usia 936 tahun,setelah wafatnya nabiyulloh Adam As,Alloh SWT menurunkan kitab kepada nabiyulloh sis.
Setelah turunya kitab yang di berikan kepada nabiyulloh Sis As,berselang jarak 350 tahun,maka Alloh SWT menurunkan kitab kepada nabiyulloh idris As
Kemudian berselang 2000 tahun dari turunya kitab yang di berikan kepada nabiyulloh Idris As,maka Alloh SWT menurunkan kitab kepada
nabiyulloh Ibrohim As di turunkan pada malam tanggal 1 bulan romadlon,700 tahun sebelum turunya kitab Taurot
·         Kitab Taurot Nabiyulloh Musa As di turunkan pada malam tanggal 6 bulan romadlon,500 tahun sebelum turunya kitab zabur
·         Kitab Zabur Nabiyulloh Dawud As di turunkan pada malam tanggal 12 bulan romadlon,1200 tahun sebelum turunya kitab Injil
·         Kitab Injil Nabiyulloh ‘Isa As di turunkan pada malam tanggal 18 bulan romadlon,610  tahun sebelum turunya kitab suci Al Qur’an
·         Kitab suci Al Qur’an di turunkan, di sini banyak beberapa perbedaan pendapat dan perselisihan oleh para ulama,ada yang berpendapat pada malam 1 Romadlon,ada yang berpendapat pada malam 7,malam 14,malam 17,malam 21,malam 24,malam27,dan sebagainya.tapi pendapat yang paling banyak dan mashur dan sering sudah di adakan peringatan nuzulul qur’an di indonesia dari tingkat pedesaan sampai ke istana negara adalah pada malam 17 romadlon.
§  Jumlah Nabi itu ada 124.000 nabi.dan yang dituruni kitab ada 7 nabi.dan total jumlah kitab yang di turunkan oleh Alloh SW kepada 7 nabi tersebut ada 104 kitab.
§  Dari 104 kitab tsb isi kandunganya di peras dan di ringkas ada di kitab suci Al Qur’an,
§  Al Qur’an itu tersusun dari 30 jus dan terdiri dari 114 surat,6666 / 6616 / 6236 ayat,dan 323.671 huruf.
§  Dan isi kandungan Al Qur’an tsb di ringkas dan di peras lagi ada di dalam surat Al fatihah
§  مَنْ قَرَأَ فَا تِحَةَ اْلكِتَابِ فَكَاءَ نَّمَا قَرَأَ التَّوْرَةَ وَاْلاِنْجِيْلَ وَالزَّبُوْرَ وَاْلقُرْآنَ
Barang siapa yang membaca surat Al Fatihah,maka sama halnya dengan telah membaca kitabTaurot,Injil,Zabur dan AlQur’an
§  Dan surat Al Fatihah di ringkas dan di peras lagi isi kandunganya di dalam :·       بسم الله الرحمن الرحيم
Dan Bismillahirrohmaanirroohiim di ringkas lagi ke dalam Huruf Ba’ nya  bismillahirrohmaanirroohiim tsb.

para ulama membagi Al-Qur’an dalam 30 juz yang sama panjang, dan dalam 60 hizb (biasanya ditulis di bagian pinggir Al-Qur’an).
Masing-masing hizb dibagi lagi menjadi empat dengan tanda-tanda ar-rub’ (seperempat), an-nisf (seperdua), dan as-salasah (tiga perempat).
Selanjutnya Al-Qur’an dibagi pula dalam 554 ruku’, yaitu bagian yang terdiri atas beberapa ayat. Setiap satu ruku’ ditandai dengan huruf ‘ain di sebelah pinggirnya. Surat yang panjang berisi beberapa ruku’, sedang surat yang pendek hanya berisi satu ruku’.
Nisf Al-Qur’an (tanda pertengahan Al-Qur’an), terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 19 pada lafal walyatalattaf yang artinya: “hendaklah ia berlaku lemah lembut”.

Menurut bahasa, kata Al-Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja iqro yang berarti bacaan. “Quran”
“bacaan”, asal kata qara’a. Kata Al Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca)
sebagal tersebut dalam ayat 17, 18 surah (75) Al-Qiyaamah :

Artinya:

‘Sesungguhnya mengumpulkan Al Qur’an (didalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggunggan kami. karena itu jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikut bacaannya”.




SUMBER DASAR  NUZULUL  QURA’AN
Di dalam Al qur’an di sebutkan pada surat Al Baqoroh ayat 185 dalam 
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.
“Bulan Ramadhan, bulan yang padanya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Qs. Al Baqarah: 185)
Inilah yang menjadi dasar pertama di namakan nuzulul qur’an, kalimat tsb di ambil dari lafald  unzila fiihil qur’aan.maka jadilah nuzulul qur’an.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam yang diberkahi.” (Ad-Dukhon 3 )
إِ نَّآ أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan (QS ; Al Qodar 1)
Inilah juga yang menjadi dasar atas di namakanya lailatul mubarokah yang di ambil dari lafald fii lailatin mubarokah,maka jadilah nama lailatul mubarokah

Nabi shallahu’alaihi wa sallam pernah mengabarkan kepada kita tentang kapan akan datangnya malam Lailatul Qadar. Beliau pernah bersabda:
“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)
Beliau shallahu’alaihi wa sallam juga bersabda:
“Berusahalah untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang fit, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir” (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Dengan demikian telah jelas bahwa lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu pada malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29
Dan yang  yang kemudian menjadi dasar diadakannya peringatan Nuzulul Qur’an di Indonesia, adalah ayat berikut ini. [QS. Al Anfaal: 41]
 ‘’Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil; jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan (hari kemenangan). Yaitu, hari bertemunya dua pasukan (saat perang Badar). Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.’’ [QS. Al Anfaal: 41]
Ayat ini sebenarnya bercerita tentang kemenangan umat Islam dalam perang Badar, dan pembagian rampasan perang kepada orang-orang miskin, anak-anak yatim, serta mereka yang membutuhkan pertolongan dari harta benda tersebut. Tetapi, dikarenakan disitu ada kata kalimat ‘’...apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan...’’, lantas ada sejumlah penafsir yang mengaitkannya dengan turunnya Al Qur’an. Dan, karena perang Badar itu terjadi tanggal 17 Ramadan, maka disimpulkanlah turunnya Al Qur’an pada tanggal tersebut .‘Hari Furqaan’ itu dimaknai sebagai ‘Hari Pembeda’ alias ‘Hari Kemenangan’ umat Islam atas kaum Quraisy yang memeranginya. Disinilah rupanya asal muasal terjadinya distorsi pemahaman tentang peringatan Nuzulul Qur’an.

 PROSES TURUNYA AL QUR’AN ADA DUA MACAM

  1. Dari lauhil mahfudz ke baitul ‘izza
Dari lauhil mahfudz ke sama’/ langit dunia secara sekaligus,sesuai firman Alloh SWT dalam surat Al Baqoroh 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.
“Bulan Ramadhan, bulan yang padanya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Qs. Al Baqarah: 185)
Di lauhil mahfudz yang semua orang tidak tau kapan, tangal, bulan, tahunnya berapa ketika turun?Ibnu katsir lewat riwayat ibnu khatam:

“Ma min syai’in qodo allah al quran wama qoblahu wama ba’dahu illa bil lauhil mahfudz”
Artinya: “Apapun yang di qodo’ Allah sebelum dan sesudah alquran , semuanya itu di letakkan di lauhil mahfudz dan tak tau dimana itu letaknya dan tidak diijinkan siapaun tau tentang lauhil mahfudz. Adapun jumlahnya seklaigus atau jumlatan wahidatan
Yaitu langit yang pertama yang tampak ketika dilihat di dunia ini namun tidak diketahui letak persisinya. Adapun jumlahnya adalah semuanya (jumlatan wahidatan) pada waktu lialatul qodar. Namun tanggalnya tidak diketahuai, adapaun bulannya sudah jelas pada bulan ramadlan.
Al-Qurtubi telah menukil dari Muqtil bin Hayyan riwayat tentang kesepakatan (ijma’) bahwa turunnya al-qur’an sekaligus dari Lauhul Mahfuz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia.
  1. Dari baitul ‘izzah ke Rosululloh.
.Dari sama’ / langit dunia secara ber angsur angsur dan bertahap
 Kurun waktu 23 tahun,3 bulan,33hari /yaitu dari mulai malam 17 romadlon,saat nabi ber usia sekitar 40 tahun,sampai dengan 9 dzulhijjah pada haji wada’saat usia nabi 63 tahun 10 H
Penurunannya tidak seklaigus, namun diangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun berdasarkan kebutuhan, peristiwa, atau kejadian atau bahkan permintaan lewat malaikat jibril.
Adapun kitab-kitab samawi yang lain,seperti  taurat, inzil, dan zabur,turunnya sekaligus, tidak turun secara berangsur-angsur.Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh firman-Nya dalam surah al-furqan ayat 32:

“Dan berkatalah orang-orang yang kafir : ‘mengapa Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya kelompok demi kelompok.” (al-furqon [25]:32).

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kitab-kitab samawi yang terdahulu itu turun sekaligus.Dan inilah pendapat yang dijadikan pegangan oleh jumhur ulama. Seandainya kitab-ktab itu turun secara berangsur-angsur,tentulah orang-orang kafir tidak akan merasa heran terhadap Quran yang turun berangsur-angsur.Maka kata-kata mereka,” mengapa Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus” Seperti halnya kitab-kitab yang lain. Allah tidak menjawab mereka bahwa ini adalah Sunnah-Nya didalam menurunkan kitab samawi sebagaimana Dia menjawab kata-kata mereka dalam surah al-Furqan ayat 7:

.
Sejarah Turunnya Al-Qur’an

Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui berbagai cara, antara lain:
1. Malaikat Jibril memasukkan wahyu itu ke dalam hati Nabi Muhammad SAW tanpa memperlihatkan wujud aslinya. Nabi SAW tiba-tiba saja merasakan wahyu itu telah berada di dalam hatinya.
2. Malaikat Jibril menampakkan dirinya sebagai manusia laki-laki dan mengucapkan kata-kata di hadapan Nabi SAW.
3. Wahyu turun kepada Nabi SAW seperti bunyi gemerincing lonceng.
Menurut Nabi SAW, cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun di musim dingin yang sangat dingin.
4. Malaikat Jibril turun membawa wahyu dengan menampakkan wujudnya yang asli.
Setiap kali mendapat wahyu, Nabi SAW lalu menghafalkannya. Beliau dapat mengulangi wahyu yang diterima tepat seperti apa yang telah disampaikan Jibril kepadanya. Hafalan Nabi SAW ini selalu dikontrol oleh Malaikat Jibril.
Al-Qur’an diturunkan dalam 2 periode, yang pertama Periode Mekah, yaitu saat Nabi SAW bermukim di Mekah (610-622 M) sampai Nabi SAW melakukan hijrah. Ayat-ayat yang diturunkan pada masa itu disebut ayat-ayat Makkiyah, yang berjumlah 4.726 ayat, meliputi 89 surat.
Kedua adalah Periode Madinah, yaitu masa setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah (622-632 M). Ayat-ayat yang turun dalam periode ini dinamakan ayat-ayat Madaniyyah, meliputi 1.510 ayat dan mencakup 25 surat.
Ciri-ciri Ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyyah
Makkiyah Madaniyyah
Ayat makiyyah ayat-ayatnya pendek-pendek,
Ayat makiyyah di awali dengan yaa ayyuhan-nâs (wahai manusia),
Ayat madaniyyah ayat-ayatnya panjang-panjang,
Ayat madaniyyah di awali dengan yaa ayyuhal-ladzîna âmanû (wahai orang-orang yang beriman).
Ayat Al-Qur’an yang pertama diterima Nabi Muhammad SAW adalah 5 ayat pertama surat Al-’Alaq, ketika ia sedang berkhalwat di Gua Hira, sebuah gua yang terletak di pegunungan sekitar kota Mekah, pada tanggal 17 Ramadhan (6 Agustus 610). Kala itu usia Nabi SAW 40 tahun.

AL QUR’AN DI TURUNKAN SECARA BERTAHAP DAN BER ANGSUR ANGSUR



وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً       
 Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra :106)

Hadist dalam shahih Bukhari:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ

Hadits dalam shahih Muslim:
وحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ
Hadits yang menjelaskan bahwa lailatul qadr (Nuzulul qur’an) adalah pada sepuluhhari terakhir di bulan ramadhan.
Hadist dalam shahih Bukhari:
  حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ هِشَامٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْتَمِسُوا حَدَّثَنِي مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنَا عَبْدَةُ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَيَقُولُ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Hadits dalam shahih Muslim:
  حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ رَأَى رَجُلٌ أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فَاطْلُبُوهَا فِي الْوِتْرِ مِنْهَا


Imam As Syafi’i pada setiap bulan ramadhan menghatamkan bacaan Al Qur’an sebanyak enam puluh (60) kali.
Al Aswab An Nakha’i setiap dua malam menghatamkan Al Qur’an.
Qatadah As Sadusi, memiliki kebiasaan setiap tujuh hari menghatamkan Al Qur’an sekali. Akan tetapi bila bulan Ramadhan telah tiba, beliau menghatamkannya setiap tiga malam sekali. Dan bila telah masuk sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau senantiasa menghatamkannya setiap malam sekali.
Al-Qur’an adalah mukjizat nabi Muhammad Saw yang paling agung bila dibandingkan dengan Mukjizat-mukjizat yang lain yang dimiliki oleh beliau Nabi dan atau bila dibanding dengan mukjizat-mukjizat lain yang dimiliki oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad.
Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah Swt kepada nabi Muhammad Saw. 14 abad yang lalu
ASBABUN NUZUL
Al-Qur’an diturunkan ada kalanya yang mempunyai sebab (Asbab an-Nuzul) seperti ayat al-Qur’an yang diturunkan untuk menjawab sebuah pertanyaan dari permasalah yang dihadapi para sahabat Nabi kala itu, ataupun pertanyaan yang disampaikan oleh orang-orang kafir.
Namun ada juga ayat al-Qur’an yang diturunkan tetapi tidak mempunyai Asbab an-Nuzul seperti ayat al-Qur’an yang diturunkan untuk menceritakan umat-umat Nabi terdahulu atau menjelaskan tentang perkara-perkara gaib yang akan terjadi di hari nanti. Seperti ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang surga atau neraka, ataupun ayat al-Qur’an yang menggambarkan tentang kejadian hari kiamat nanti, ayat-ayat al-Qur’an yang seperti itu diturunkan tidak mempunyai \Asbab an-Nuzul. Ayat al-Qur’an seperti itu, diturunkan oleh Allah dimaksudkan untuk memberikan hidayah kepada umat manusia agar mau mengambil hikmah dari semua kejadian yang diceritakan oleh al-Qur’an terutama ayat al-Qur’an yang menceritakan tentang adzab, musibah dan bencana dari Allah yang diturunkan kepada ummat-ummat terdahulu yang merupakan akibat dari perbuatan dosa yang telah mereka lakukan. Sehingga kita semua mau kembali ke jalan yang benar yang diridhoi oleh Allah Swt untuk tidak melakukan dosa dan maksiat kepada Allah Swt.
الحمدللّه ربّ العلمين

Tidak ada komentar:

Posting Komentar