HIKMATUL QUR'AN

HIKMATUL QUR'AN
KEPEDULIAN BERSAMA HQ

Senin, 04 Agustus 2014

SILATUROHIM



بسم الله الرحمن الرحيم

وَصِلُوا الْأَرْحَامَ

MENYAMBUNG  SILATUROHIM

kalimat SILATUROHIM terdiri dari dua (2) macam susunan kata, yakni : SILAH + ROHIM.
SILAH artinya : Persambungan
Rohim artinya : Kasih sayang
Jadi SILATUROHIM artinya : Persambungan Kasih sayang (Menyambung Kasih sayang)



Silaturahim berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata shilah dan ar-rahim. Kata shilah adalah bentuk mashdar dari kata washola-yashilu yang berarti ‘sampai, menyambung’.


Adapun kata ar-rahim, Ibnu Manzhur rahimahullah berkata, “adalah hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat tumbuhnya janin di dalam perut.
Jadi, silaturrahim artinya adalah ‘menyambung tali persaudaraan dengan kasih sayang


Dari Abdullah bin 'Amr; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


لَيْسَ الوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنِ الوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَ
[صحيح البخاري]


"Bukanlah menyambung silaturahmi yang sesungguhnya dengan membalas perlakuan baik mereka, akan tetapi menyambung silaturahmi yang sesungguhnya adalah orang yang menyambung jika kerabatnya memutuskan silaturahmi". [Sahih Bukhari]


SILATUROHIM adalah perintah Alloh SWT
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا- النساء
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( QS. An-Nisa ; 1 )

Ini adalah dasar sumber dalil dalam Al Qur'an pada surat An Nisa ayat 1,di mana silaturohim itu adalah sesungguhnya di perintahkan oleh Alloh SWT pada sekalian manusia.maka dari itu apabila kita mau bersilaturohim maka hal pertama yang harus di ingat adalah karena perintah Alloh SWT dan niatlah karena Alloh SWT.bukan niat karena ga enak klo ga nongol,ga enak klo ga kelihatan,ga enak klo ga datang,dsb.
Kita akan banyak sangat teramat kehilangan waktu,tenaga,fikiran,bahkan materi untuk tujuan silaturohim tsb.bayangkan !!! seandainya semua itu akan sia sia dan tanpa mendapatkan nilai yang baik dari Alloh SWT,betapa meruginya kita,betapa menyesalnya kita seandainya kita tidak menyadari kalau ternyata silaturohim itu adalah NYATA NYATA adalah perintah Alloh SWT dan anjuran agama,sudah semestinyalah kita harus cerdik,cermat dan cerdas dalam mengincar nilai baik dan ridlo Alloh SWT dalam setiap kita bersilaturohim di mana saja dan kapan saja sebagai bentuk ibadah sekaligus tabungan tambahan pahala kita,tapi sayang tak semua manusia bisa memahami dan mengerti kalau silaturohim itu adalah perintah Alloh SWT,ataupun bahkan sudah tahu dan mengerti
kalau silaturohim itu adalah perintah Alloh SWT,tapi tidak mau menempatkan niat karena Alloh SWT,yang ada hanyalah menjalankan budaya,tradisi,kegiatan,kebiasaan berkunjung hadir dan berkumpul pada suatu acara ataupun hajat yang tanpa mau sadar kalau silaturohim itu adalah perintah Alloh SWT dan sekaligus bagian dari pada ladang ibadah dan pahala.


{إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ (19) الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ (20) وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ (21)


Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan (mengadakan hubungan silaturahim dan tali persaudaraan), dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ قَالَ لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ انْجَفَلَ النَّاسُ عَلَيْهِ فَكُنْتُ فِيمَنْ انْجَفَلَ فَلَمَّا تَبَيَّنْتُ وَجْهَهُ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ فَكَانَ أَوَّلُ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ يَقُولُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ- ر احمد و الدرمى


Dari Abdillah bin Salam ra berkata : Ketika Nabi saw tiba di Madinah, orang berebut mendekat kepadanya, aku termasuk yang berebut. Tatkala nampak jelas kepadaku wajahnya, saya tahu bahwa wajahnya bukan wajah pendusta. Dan yang pertama saya dengar darinya, beliau bersabda : “ Sebarluaskan salam, bersedekahlah dengan makanan, bersilaturahmilah,  dan shalatlah di malam hari saat orang lain lelap tidur, kamu akan masuk surga dengan selamat.”  ( HR. Ahmad dan Ad-Darimi )


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bersabda:


مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ


"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia menyambung silaturahmi"

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bersabda:


تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ،

وَتَصِلُ الرَّحِمَ

"Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi"


Dari Abdullah bin Mas'ud; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:



" اتَّقُوا اللهَ وَصِلُوا أَرْحَامَكُمْ " [شعب الإيمان للبيهقي: حسنه الألباني]

"Bertakwalah kalian kepada Allah dan sambunglah hubungan silaturahim kalian". [Syu'ab Al-Iman: Hasan]



Dari Abu Hurairah; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ اللهَ خَلَقَ الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْهُمْ قَامَتِ الرَّحِمُ، فَقَالَتْ: هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ مِنَ الْقَطِيعَةِ، قَالَ: نَعَمْ، أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكِ، وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ؟ قَالَتْ: بَلَى، قَالَ: فَذَاكِ لَكِ "

"Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, sampai ketika selesai, Ar-Rahim (hubungan kerabat) berdiri dan berkata: Ini adalah tempat meminta perlindungan dari pemutusan (silaturahmi)!. Allah berkata: Betul, tidakkah kamu rela jika Aku menyambung (dengan nikmat, rahmat, dan kasih sayang) orang yang menyambungmu (bersilaturahmi), dan Aku memutuskan orang yang memutuskanmu? Rahim berkata: Iya! Allah menjawab: Maka itu untuk kamu!".

Kemudian Rasulullah berkata: "Bacalah jika kalian mau":



{فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ، أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ، أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا} [محمد: 23] [صحيح البخاري ومسلم]



Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? [Muhammad: 22-24] [Sahih Bukhari dan Muslim]





Dari Abu Hurairah; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:



" إِنَّ الرَّحِمَ شَجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ، فَقَالَ اللَّهُ: مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ " [صحيح البخاري]



"Sesungguhnya Ar-Rahim adalah cabang dari Ar-Rahman, maka Allah berkata: Barangsiapa yang menyambungmu (silaturahmi) maka Aku akan menyambungnya, dan barang siapa yang memutuskanmu maka Aku akan memutuskannya!". [Sahih Bukhari]


Dari Aisyah; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:



«الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللهُ، وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللهُ» [صحيح مسلم]



"Ar-Rahim bergantung di 'arsy dan berkata: Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskannya!". [Sahih Muslim]


Dari Abdurrahman bin 'Auf; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah berfirman (hadits qudsi):



" أَنَا اللَّهُ، وَأَنَا الرَّحْمَنُ، خَلَقْتُ الرَّحِمَ وَشَقَقْتُ لَهَا مِنْ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ " [سنن الترمذي: صحيح]

"Aku adalah Allah, dan Aku adalah Ar-Rahman, Aku menciptakan Ar-Rahim (hubungan kerabat), dan Aku menamainya dari asal kata nama-Ku, maka barangsiapa yang menyambungnya maka Aku akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskannya maka Aku akan memutuskannya!". [Sunan Tirmidzi: Sahih]







Dari Abu Hurairah; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:



«تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ، فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الأَهْلِ، مَثْرَاةٌ فِي المَالِ، مَنْسَأَةٌ فِي الأَثَرِ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Pelajarilah garis keturunan kalian agar kalian dapat menyambung hubungan silaturahmi, karena sesungguhnya menyambung hubungan silaturahmi memberi kecintaan kepada kerabat, manambah harta, dan memanjangkan umur". [Sunan Tirmidzi: Sahih]



Dari Ibnu Abbas; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

« اعرفوا أنسابكم تصلوا أرحامكم ، فإنه لا قرب بالرحم إذا قطعت وإن كانت قريبة ، ولا بعد بها إذا وصلت وإن كانت بعيدة » [مسند أبي داود الطيالسي: صحيح]



"Ketahuilah garis keturunan kalian untuk menyambung hubungan silaturahmi, karena sesungguhnya tidak ada kedekatan dengan kerabat jika terputus tali silaturahmi sekalipun ia dekat, dan tidak ada hubungan kerabat yang jauh jika terjalin silaturahmi sekalipun ia jauh". [Musnad Ath-Thayalisiy: Sahih]





Dari Suwaid bin 'Amir Al-Anshariy; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«بُلُّوا أَرْحَامَكُمْ وَلَوْ بِالسَّلَامِ» [مسند الشهاب القضاعي: حسنه الألباني]

"Sambunglah silaturahmi kalian sekalipun hanya dengan ucapan salam". [Musnad Asy-Syihab: Hasan



BAB KEBAIKAN DAN SILATURRAHMI
بَابُ اَلْبِرِّ وَالصِّلَةِ

عن أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ – ر البخاري
Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : “ barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya ( kebaikannya ) maka bersilaturahmilah.  ( HR. Al-Bukhari )

Dari Abu Hurairah; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ» [صحيح البخاري]
"Barangsiapa yang senang dilapangkan rezkinya atau dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi". [Sahih Bukhari]


Dari Aisyah; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّهُ مَنْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الرِّفْقِ ، فَقَدْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَحُسْنُ الْجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدِّيَارَ، وَيَزِيدَانِ فِي الْأَعْمَارِ " [مسند أحمد: صحيح]


"Sesungguhnya barangsiapa yang diberi bagiannya dari sifat lemah lembut maka ia telah diberi bagiannya dari kebaikan dunia dan akhirat, dan silaturahmi, akhlak yang mulia, dan berbuat baik kepada tetangga akan menambah kekayaan dan memanjangkan umur". [Musnad Ahmad: Sahih]
  

Ancaman bagi yang memutuskan silaturahmi

{وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ} [الرعد: 19 - 25]
Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam). [Ar-Ra'd:25]


{وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ (26) الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ} [البقرة: 26، 27]

Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. mereka Itulah orang-orang yang rugi. [Al-Baqarah: 26-27]


عن جُبَيْرَ بْنَ مُطْعِمٍ َخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ – ر البخاري و مسلم
Dari Jubair bin Muth’im ra, Ia mendengar Nabi saw bersabda Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi ( HR. Al-Bukhari & Muslim )

Dari Abu Bakrah; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِثْلُ الْبَغْيِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Tidak ada dosa yang lebih berhak untuk dipercepat oleh Allah hukumannya di dunia bagi pelakunya selain hukuman yang akan ia rasakan di akhirat, seperti dosa "al-bagyu" (zalim, melawan pemerintah, atau sombong) dan memutuskan silaturahmi". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Berbuat baik / Silaturahmi  dengan yang tidak seagama

{إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ} [النحل: 90]
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. [An-Nahl:90]



Allah ta’ala berfirman:

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-Mumtahanah: 8)

Syaikh as-Sa’di rahimahullah menjelaskan, “Artinya, Allah tidak melarang kalian dari kebaikan, silaturahmi dan membalas kebaikan, serta berlaku adil terhadap kerabat kalian dari kalangan kaum musyrikin atau yang lain. Hal ini bila mereka tidak mengobarkan peperangan dalam agama terhadap kalian, tidak mengusir kalian dari rumah-rumah kalian.

Maka, tidak mengapa kalian berhubungan baik dengan mereka dalam keadaan seperti ini, tidak ada kekhawatiran dan kerusakan padanya.” 

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat ini dengan membawakan hadits dari Asma` bintu Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma, dia mengatakan, “Ibuku datang dalam keadaan masih musyrik, di waktu perjanjian damai yang disepakati orang Quraisy. Maka, aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, ibuku datang dan ia ingin berbuat baik. Bolehkah aku berbuat baik kepadanya?’ Rasulullah berkata, ‘Ya, berbuat baiklah kepada ibumu’.” (HR. Al-Bukhari no. 5978 & Muslim no. 2322)


Dari 'Amru bin Al-'Ash; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ آلَ أَبِي – يعني فلانا - لَيْسُوا بِأَوْلِيَائِي، إِنَّمَا وَلِيِّيَ اللَّهُ وَصَالِحُ المُؤْمِنِينَ ، وَلَكِنْ لَهُمْ رَحِمٌ أَبُلُّهَا بِبَلاَهَا [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya keluarga si Fulan bukanlah waliku, sesungguhnya waliku hanyalah Allah dan orang saleh dari kalangan mukmin, akan tetapi mereka punya buhungan kerabat denganku, aku akan menyambungnya sebagaimana mestinya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Di dalam kitab bulughul marom di sebutkan bahwa ada larangan bagi seorang muslim mendahului mengucapkan salam kepada yang non muslim ataupun kepada orang orang kafir. Dan seandainya ketika terjadi apabila mereka mendahului mengucapkan salam kepada muslim,maka seorang muslim hanya boleh membalas / menjawabnya dengan ucapan "WA'ALAIKUM",


Silaturahmi di balas dengan kasar

Dari Abu Hurairah; Seorang bertanya: Ya Rasulullah, aku memiliki kerabat yang aku sering menyambungnya tapi mereka memutuskanku, aku berbuat baik kepada mereka tapi mereka berlaku buruk kepadaku, aku bersikap lembut kepada mereka tapi mereka bertindak kasar kepadaku!
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ، فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ» [صحيح مسلم]
"Jika engkau seperti yang kau ceritakan, maka seakan-akan engkau memberi makan kepada mereka dengan pasir panas, dan akan selalu bersamamu pertolongan dari Allah untuk menghadapi mereka selama engaku seperti itu". [Sahih Muslim]




ALLOH SWT MELARANG BERPECAH BELAH

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. ( QS. Ali Imran : 103 )

Ayat di atas ada lafadz ataupun kata bikhablillah,yang dari kata mufrodnya (kata tunggalnya) adalah khablun.
Khablun adalah bahasa arab yang artinya : Tali (Pengikat)
Kalau bahasa inggrisnya khablun itu adalah CABLE yang artinya : Penghubung.
Dan KHABLUN atau CABLE kalau bahasa jawa nya atau bahasa indonesia nya adalah KABEL yang artinya adalah juga penghubung,
Ibarat ada arus min (-) dan (+),kalau di hubungkan melalui dengan sebuah kabel dari pusatnya arus listrik dan di sambungkan dengan cara yang tepat dan benar ke sebuah bohlam (lampu),maka akan menghasilkan suatu daya sinar yang di sebut terang (cahaya/nur).
Kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa kita di larang bercerai berai ataupun berpecah belah,dan di perintah berpegang teguhlah pada tali (agama) Alloh SWT,yakni menjaga tali silaturohim,memelihara hubungan silaturohim,melestarikan silaturohim,dan jangan berpecah belah serta janganlah bercerai berai. Tapi kadang iblis laknatulloh sangat pandai menggoda manusia dengan macam macam tipuanya. Ada yang kaya karena harta bendanya dia menjadi lupa daratan (sombong),tak kenal keluarga,orang tua,teman kerabat,tetangga,gurunya,pesantren dan sekolahnya dimana dia di besarkan di didik dan di do'a kanya.Dia tak butuh orang orang yang tak se level nya. Ada yang bangga dan sombong karena alimnya,pinternya,sekolahnya,kerjanya,mobilnya,motornya,rumahnya,sawahnya,pabriknya,pangkatnya,jabatanya,keturunanya,dsb. Kalau sifat sombong tersebut muncul dan jadi kebanggan baik dalam hati ataupun di lahirkan,maka orang tersebut jelas sudah dalam jebakan sifat sifat iblis laknatulloh. Dan kalau sudah demikian adanya maka akan terjadilah perpecahan yang meluas.Tapi seandainya kita selamat dari jebakan jebakan iblis laknatulloh dan bisa tetap berpegang pada tali agama Alloh SWT dan banyak banyak ingat akan Alloh SWT serta selalu bersyukur,tentulah kita akan sangat bisa kuat dan bisa menjaga sekaligus menjalin untuk selalu memelihara tali silaturohim tersebut dengan baik,dan tidak akan terpecah belah juga bercerai berai.

 Pada surat yang laindi dalam Al Qur'an juga di jelaskan,
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat 11-12]

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” [Al An’aam:159]

 “Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran” (Bukhari muslim )



17 Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Kepada Abu Dzar Al-Ghifari

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا
 .
Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu , ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal:

 (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka,

 (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku,

 (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku,

 (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah),

 (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit,

(6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan

(7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”



Semoga kita semua bisa mendapatkan pertolongaNYA dan ridloNYA 
Amiin


الحمدللّه ربّ العلمين